KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat illahi Robi, berkat rahmat hidayahNYA penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul "Pencegahan Banyaknya Korban Tenggelam di Pantai Parangtritis" . Karya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi sebagai syarat memiliki kompetensi dalam menyelesaikan studi pada SMPN 1 Tanjungkerta tahun pelajaran 2011/2012.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, juga tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, terutama sekali dalam mencari sumber-sumber primer penulisan, oleh sebab itu bantuan dan pengertian dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memimbing dan membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karyatulis ini, terutama kepada :
1. Yth Bapak Drs.Anda Suhenda, selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Tanjungkerta
2. Yth Bapak Nana Supriatna S.Pd, selaku wali kelas IX E
3. Yth Ibu Titin Kartini S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
4. Keluarga, rekan-rekan, dan semua pihak yang telah memberikan dorongan moral dan material dalam penyusunan karya tulis ini
Semoga segala perbuatan amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhir kata, mudah-mudahan karya tulis ini ada manfaatnya, khususnya bagi penulis maupun pembaca pada umumnya
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis berjudul “ Pencegahan Banyaknya Korban Tenggelam di Pantai Parangtritis”
Sebagai laporan pengamatan telah
disetujui oleh:
pembimbing 1 pembimbing 2
TITIN KARTINI S.Pd KOSASIH TATANG S, SP.d
NIP: 197009201998022005 NIP: 196509081998021001
Mengetahui
Kepala Sekolah Wali Kelas
SMPN 1 Tanjungkerta
Drs.ANDA SUHENDA NANA SUPRIATNA S.Pd
NIP: 196303191986031013 NIP: 196806141995121004
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Permasalahan……………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 2
1.4 Metode……………………………………………………………………….. 2
1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………………… 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Arus Laut…………………………………………………… 4
2.2 Pengertian RIP current………………………………………………… 5
2.3 Tipe Aliran Laut………………………………………………………….. 5
2.4 Tipe gelombang Laut…………………………………………………… 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Pantai Parangtritis …………………………. 8
3.2 Proses Terjadinya RIP Current……………………………………... 9
3.3 Cara Yang Harus di Lakukan Jika Terseret Arus
RIP Current………………………………………………………………….. 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 13
4.2 Saran…………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDaerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di sisi barat, utara dan timur dibatasi oleh Provinsi Jawa Tengah, di sisi selatan DIY dibatasi oleh samudra Indonesia.
Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing
Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya : Candi Borobudur, Candi Prambanan, Monumen Jogja Kembali (Monjali), Keraton Yogyakarta, Malioboro, Goa Jatijajar, Museum Dirgantara, dan Museum Kereta.
parangtritis adalah salah satu objek wisata yang cukup indah dan menarik untuk di kunjungi. parangtritis juga salah satu pantai yang memiliki keindahan dan daya tarik tersendiri.
Namun keindahan parangtritis ternyata memiliki bahaya dan ancaman terhadap pengunjung yang datang, terutama pengunjung yang mendekati pantai karena terdapat ombak atau arus yang dapat menarik pengunjung kelaut yang di sebut RIP current
walau parangtritis memiliki bahaya yang besar dan mengancam, tapi banyak dari mereka yang belum mengatahui bahaya tersebut. Oleh karena itu bahaya tersebut harus dapat di tanggulangi agar tidak memakan korban jiwa lebih banyak lagi. Bagaimana cara mencegah bahaya tersebut?
untuk menjawab pertanyaan itu, penulis mencoba mengkajinya melalui penyusunan karya tulis dengan judul " Penceggahan Banyaknya Korban Tenggelam di Pantai Parangtritis"
1.2. Rmusan Permasalahan
1. Bagaimana proses terjadinya RIP current di Pantai Parangtritis ?
2. bagaimana cara pencegahan bahaya RIP current disekitar kawasan Pantai Parangtritis
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. mengetahui proses terjadinya RIP current di Pantai Parangtritis.
2. mengetahui cara pencegahan bahaya RIP current tersebut.
1.4. Metode
untuk mendapatkan data dari berbagai informasi yang di perlukan dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian antara lain:
1. Studi Liberator, yaitu dengan memanfaatkan keterangan yang ada dalam buku atau sumber-sumber yang relevan.
2. Observasi, yaitu melakukan penelitian ke lapngan secara langsung.
1.5. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 4 bab
BAB I : Pendahuluan ,terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan teori terdiri dari pengertian RIP current, Dampak RIP current, dan jenis-jenis ombak lainnya.
BAB III : Pembahasan, gambaran umum Pantai Parangtritis, proses terjadinya bahaya RIP current di sekitar Pantai parangtritis, pencegahan kecelakan yang terjadi di kawasan Pantai Parangtritis.
BAB IV : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran akhir dari penyusunan karya tulis ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Arus LautArus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman.Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah.
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan lautan air. Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh energi dari matahari dan gaya gravitasi bumi. Gerakan-gerakan mereka saling berhubungan: angin memberikan energinya ke permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut membawa energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya.
Baik yang di permukaan maupun di kedalaman, berperan dalam iklim di Bumi dengan cara menggerakkan air dingin dari kutub ke daerah tropis dan sebaliknya. Sistem arus global yang mempengaruhi iklim di Bumi ini biasa disebut sebagai "Great Ocean Conveyor Belt" atau dalam bahasa Indonesia biasa menyebut sebagai "Sabuk Arus Laut Dunia".
2.2 Pengertian RIP current
RIP current atau arus balik adalah arus yang menuju ke laut bebas dengan kecepatan tinggi karena tidak adanya penghalang. pantai Parangtritis merupakan pantai yang terbuka sehingga tidak ada penghalang yang menghalangi RIP current tersebut. tidak heran apabila kecepatan dari RIP current dapat mencapai 8o km/jam.Arus ini tidak hanya terjadi di satu tempat saja melainkan berpindah-pindah tempat.
wisatawan yang mandi jauh dari bibir pantai sangat mudah terseret arus ini karena kekuatan arus ini yang sangat luar biasa. ketika seorang korban terseret oleh arus ini, maka ia akan menjadi labil dan tidak seimbang karena kakinya tidak menapak tanah dengan kuat dan akhirnya benar-benar terseret oleh arus itu.
permukaan arus balik sebenarnya dapat dikenali karena lebih tenang dari pada permukaan laut yang lainnya. hal inilah yang menyebabkan banyak wisatawan yang terseret oleh arus ini karena mereka lebih memilih daerah yang relatif tenang untuk mandi. Arus ini juga berwarna lebih keruh karena membawa material-material padat dari pantai.Arus balik ini juga dipengaruhi oleh adanya angin dan juga pasang. jadi harus mempertimbangkan faktor cuaca sebelum nekat mandi di laut.
sebenarnya tidak hanya pantai Parangtritis yang memiliki potensi bahaya arus balik. para ahli menegaskan bahwa semua pantai di DIY memiliki potensi bahaya arus balik. pantai di Gunung Kidul yang ombaknya relatif tenang ternyata juga tidak terlepas dari bahaya ini. terutama karena adanya dorongan yang berasal dari sungai bawah tanah yang bermuara ke laut.
2.3 Tipe Aliran Laut
Ada beberapa ketentuan yang digunakan untuk menggambarkan sirkulasi dilaut. Diantaranya beberapa ketentuan yang biasa digunakan untuk menggambarkan arus dan gelombang.
1. Sirkulasi umum. Adalah gerakan permanen, rata-rata waktu sirkulasi.
2. Abyssal juga sering dikenal dengan istilah deep circulation, adalah sirkulasi massa, di bidang meridional, di laut dalam, yang digerak-kan oleh pencampuran.
3. Sirkulasi pergerakan angin adalah sirkulasi di kilometer yang lebih tinggi terhadap gaya-gaya angin laut. Sirkulasi ini biasannya disebabkan oleh angin lokal maupun angin pada bagian lain.
4. Gyre adalah putaran angin terhadap arus siklon atau anti siklon dengan dimensi yang mendekati laut basin.
5. Batas arus adalah aliran arus paralel kearah pantai batas ini mempunyai 2 tipe penting.
- Batas arus sebelah barat pada tepi barat laut cenderung cepat. Pancaran sempit seperti Gulf stream dan Kuroshio.
- Batasan arus timur biasanya lemah.seperti arus California.
7. Kisaran mesokal adalah turbulensi atau aliran pusaran pada skala tertentu dengan jarak beberapa ratus kilometer.
2.4 Tipe Gelombang Laut
Sebagai tambahan aliran karena arus terdapat beberapa tipe aliran oskilatori karena gelombang. Normalnya ketika kita berfikir terhadap gelombang laut, kita membayangkan gelombang yang tajam dipantai atau pengaruh kapal pada permukaan laut. Tetapi ada beberapa macam gelombang lainnya yang terjadi dilaut.
1 Gelombang planetary tergantung pada rotasi bumi untuk sebuah gaya restoring. Seperti gelombang Rossy, Kelvin, Equator dan Yanai
2 Gelombang permukaan biasanya dikenal dengan nama gelombang gaya tarik dan gelombang itu biasanya berhenti ditepi pantai. Gaya restoring karena perbedaan densitas yang besar diantara udara dan air pada permukaan laut.
3 Gelombang internal adalah gelombang pada anak laut yang sama pada gelombang permukaan. Gaya restoring terjadi karena perbedaan dentitas pada kedalaman.
4 Tsunami adalah permukaan gelombang yang dibangkitkan oleh gempa bumi selang periode 15 menit.
5 Arus pasang surut adalah arus horizontal dan gabungan arus dengan gelombang internal yang digerakkan oleh pasang surut potensial.
6 Gelombang edge dengan periode terhadap beberapa menit dengan dibatasi oleh wilayah dangkal dekat pantai, amlitudo dari gelombang diturunkan secara ekponen pada jarak dari laut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Pantai Parantritis
Parangtritis adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 28 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta.Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di yogyakarta. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung - gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk serta di sebelah selatan terbentang bukit hijau yang bernama bukit gembirowati.. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. lokasi lain adalah pantai parang kusumo dimana di pantai tersebut terdapat tempat konon untuk pertemuan antara raja jogjakarta dengan ratu laut selatan. Pada hari-hari tertentu (biasa bulan suro) di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan) bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul. Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis menjadi tempat kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru Jawa (1 muharram/Suro). Di Parangtritis ada juga kereta kuda atau kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat.
Pantai Parangtritis terletak di 28 kilometer arah selatan kota jogja pada koordinat 8.0263°LS 110.3340°BT. Lokasinya berada di ujung barat jajaran Pegunungan Sewu. Pantai ini menghadap langsung dengan Samudra Hindia. Bila anda ingin pergi di pantai ini, banyak alternatif jalan dan sarana transportasi. Dari Kota Yogyakarta anda bisa menuju ke selatan lewat Jalan Parangtritis (Pojok Beteng Timur ke selatan). Anda akan melewati perempatan Dongkelan (Simpangan di Ring Road Selatan) lalu terus ke selatan. Anda juga akan menemui 3 objek wisata yang menarik yaitu Rumah budaya Tembi, Pasar Seni Gabusan, dan Kerajinan Kulit Manding atau disingkat GMT (Gabusan Manding Tembi). Setelah melewati Jembatan Kreteg yang membelah Sungai Opak, Anda akan memasuki kawasan Parangtritis. Atau alternatif ke dua, Anda bisa lewat Terminal Giwangan ke selatan. Anda akan melewati Imogiri, dan akhirnya akan masuk kawasan Parangtritis lewat jalan di timur Jembatan Kreteg. Disini Anda akan menemuai objek wisata menarik yaitu kawasan Plered , Makam Raja Mataram, Bendungan Tegal, serta pemandangan indah di lereng Pegunungan Sewu dan aliran Sungai Opak. Sarana Pendukung transportasi yang tersedia adalah jalur bus jurusan Jogja-Parangtritis atau bisa menyewa kendaraan. Untuk para wisatawan, harus diketahui, pada saat liburan panjang, Jalan Parangtritis akan dipenuhi kendaraan, baik Bus wisata dan mobil pribadi. Anda harus mewaspadai titik macet di beberapa simpangan lampu merah, yaitu di Pertigaan Tembi, Perempatan Manding, dan Perempatan Bakulan. Kemacetan bisa mencapai 3 kilometer.
3.2 Proses Terjadinya RIP Current
Banyaknya korban yang terseret ke tengah laut di Pantai Selatan Jawa Tengah (sebut saja misalnya: Pantai Parangtritis), oleh masyarakat umum selalu dikaitkan dengan legenda Nyai Roro Kidul (Ratu pantai selatan). Namun bagi para ilmuwan ahli teknik pantai (coastal engineering) dan ahli kelautan (Oceanography), fenomena tersebut — dipandang dari sudut kacamata keilmuan — ternyata ada hubungannya dengan yang disebut sebagai arus balik/arus seret(Rip Current). Jika kita akan berenang di pantai, seharusnya kita mengetahui dimana arus tersebut berada dan kita harus menghindarinya.
Pada dasarnya tidak ada apapun sihir/takhyul tentang asal muasal arus seret ini, semata-mata hanyalah “sunnatullah”. Arus seret adalah arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang relatif cepat (sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk menurut Willar Bascom) yang mendesak keluar kembali ke tengah laut dari mana mereka datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit.
Tarikan dapat terjadi karena air yang datang menabrak pantai dan terkumpul harus kembali ke suatu tempat sepanjang pantai itu. Jika tidak ada penghalang, maka air akan dengan mudah mengalir kembali ke laut secara terus menerus. Tetapi jika ada penghalang (misalnya: gelombang datang), kelebihan air benar-benar mulai terkumpul. Ketika air yang terkumpul harus secepatnya kembali ke tengah laut, maka akan secepatnya menuju dan melimpasi penghalang dengan beberapa arus yang mempunyai energi lebih besar dibanding yang lain. Arus dengan pergerakan yang cepat ini menabrak dan memecahkan penghalang. Di sana bisa membentuk sejumlah “pecahan”, oleh karena itu di sana bisa pula terbentuk sejumlah arus seret sepanjang pantai tertentu.
RIP current terjadi pada tempat di mana tinggi gelombang pecah adalah kecil. RIP Current juga terjadi karena:
1. Adanya ketidakseragaman gelombang pecah,
2. Puncak gelombang sejajar dengan garis pantai, atau sudut gelombang pecah terhadap garis pantai < 5o.
3. Bathimetri dasar laut yang tidak beraturan.
4. Tempat tersebut merupakan pertemuan arus sepanjang pantai yang berasal dari sebelah kiri dan kanan.
Gambar penampang pantai *
Sesuai dengan hukum kontinuitas, maka massa air yang menuju ke tempat tersebut dibelokkan kembali ke arah laut dan membentuk arus. Gelombang yang pecah pada pantai yang landai menyebabkan massa air yang terbawa ke pantai pun tidak seragam. Air membalik kembali dari surf zone menuju ke tempat dengan muka air yang rendah (gelombang pecah kecil) melalui alur yang sempit dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan dan panjang arus balik tergantung pada tinggi gelombang datang dan perbedaan tinggi gelombang sepanjang pantai. Jika gelombang datang tinggi, jumlah arus balik sedikit tetapi kecepatannya tinggi dan sebaliknya. Tempat terjadinya arus balik tidak tetap sepanjang waktu.
Kita mungkin dapat melihat suatu arus balik dari suatu tempat yang lebih tinggi di pantai, atau dapat juga bertanya dengan penjaga pantai yang bertugas atau dengan penduduk setempat yang tahu di lokasi mana terdapat rip current. Berdasarkan pengamatan, sifat-sifat RIP Current dapat diketahui dengan :
1. Melihat adanya perbedaan tinggi gelombang antara kiri-kanan dan antaranya. Tinggi gelombang pada bagian kiri dan kanan lebih besar dari antaranya.
2. Meletakkan benda yang dapat terapung. Bila benda tersebut terseret menuju off shore maka pada tempat tersebut terdapat RIP Current.
3. Melihat kekeruhan air yang terjadi, dimana air pada daerah surf zone tercampur dengan air dari darat. Bila terlihat air yang keruh menuju off shore, maka tempat tersebut terdapat RIP Current. Kejadian ini dapat dilihat dengan jelas dari tempat yang lebih tinggi (lihat gambar).
Gambar RIP Current (tegak lurus garis pantai & menyudut) *
3.3 Cara Yang Harus Dilakukan Jika Terseret Arus RIP Current
Jika terperangkap dalam arus seret ke tengah laut, jangan mencoba untuk berenang melawan arus (ke tepi pantai), tenanglah untuk sementara mengikuti arus. Secepat arus seret berada di luar penghalang, atau kecepatan arus melambat dan kita merasa sedikit bebas dari pergerakan air yang cepat, berenanglah ke area di sebelah kiri/kanan kita dan baru kemudian berenang kembali ke arah pantai (atau mengikuti gelombang menuju pantai). Tentu saja kita harus tetap menjaga untuk tetap berada di luar arus seret tersebut
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.Proses terjadinya RIP current pada umumnya disebabkan oleh arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang relatif cepat (sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk.
2. Cara untuk menanggulangi banyaknya korban jiwa akibat terseret arus RIP current dengan cara menginformasikan atau memberitahukan tanda-tanda munculnya RIP current kepada pengunjung yang datang ke Pantai Parangtritis.
4.2 Saran
1. penyebarluasan informasi tentang tanda-tanda munculnya arus RIP current kepada setiap orang yang datang berkunjung ke Pantai Parangtritis maupun masyarakat sekitar pantai Parangtritis.
2. perlunya pengetahuan banyak tentang arus RIP current.
3. adanya penjagaan yang ketat di sekitar pantai